Selasa, 07 April 2020


07 April 2020.

PELATIHAN MENULIS ONLINE
Belajar menulis gelombang 8 dengan bimbingan Omjay

MENULIS TANPA IDE

Narasumber Budiman Hakim
Profile:

Budiman Hakim mengawali karir sebagai copywriter di Advertising Agency, Leo Burnett, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Selanjuta membangun agency sendiri yang bernama MACS909 da menduduki jabatan sebagai Creative Advisor. Berbagai penghargaan banyak diraih baik itu di ajang festival periklanan lokal dan internasional. Sekarang ini Budiman Hakim lebih memfokuskan diri sebagai pengajar, baik itu di kampus, pengusaha UKM dan korporasi di Indonesia.

Pendidikan       : S1 Fakultas Sastra Perancis, Universitas Indonesia.
Pengalaman     : Telkomsel, Indosat, McDonald’s, Nestle, Djarum Black, Ovaltin, Toyota, Bank Danamon, Lippo Bank, California Fred Chicken, Sampoerna, Permen Frozz, Konimex, Dll.
Penulis buku    : Lanturan Tapi Relevan (Penggalian ide untuk Iklan), Ngobrolin Iklan Yuuuk. (Iklan dengan segala pernak-perniknya) Sex after Dugem (Kehidupan keseharian seorang copywriter), Go West and Gowes (Kehidupan keseharian seorang copywriter), Si Muka Jelek (Kehidupan keseharian seorang copywriter), Saya mau jago presentasi, Saya mau jadi copywriter, Saya mau jadi creative director, Si Kampret Master Selingkuh (Novel), Storytelling terbaru dan Menulis Tanpa Ide
Social Media    : IG budiman_hakim, Twitte @budiman_hakim, FB Budiman Hakim

“MENULIS TANPA IDE” sebenernya adalah judul buku saya yang terbaru. Materi yang akan saya bawakan adalah salah satu bab yang terdapat dalam buku ini. Jadi otomatis judul materi kita adalah:







Teman-teman sekalian,
Bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Mudah saja!
Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya.
Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kalian menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses.
Begitu juga kalo kita menulis buku humor,
Patokan bagus atau tidaknya gampang banget.
Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan:
Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak.
Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya.
Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.
Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu.
Sayangnya pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu.
Ketika kita ingin menulis, seringkali kita gak punya ide.
Orang-orang banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block.
Nah, untuk mengantispasi hal ini ada dua hal yang bisa kita lakukan.

1. MEMANFAATKAN EMOSI.
Caranya sangat sederhana.
Cara tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari.
Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting.













Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita.
Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut.
Perlu dipahami benar, ya, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING.
Kalo kalian menuliskan dilema diajak pacar untuk pindah agama maka itu cerita penting.
Kalo kalian bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting.
Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Ceritanya bisa macem-macem.
Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah emosi kita.
Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan?
Atau kita lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak.
Ngeselin, kan? TULISKAN!
Atau kalian mau cerita horor waktu dikejar-kejar oleh kecoa terbang?
Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kalian alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN!
Terserah kalianlah apa yang mau ditulis. Intinya apapun yang menggugah emosi? Tuliskan!
Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa?
Kalo kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalo kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING,
pastinya bakalan jadi bagus banget
Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis.
Ya pastilah, topik sepele aja kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu.
Anggap aja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan.
Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi gak ada salahnya kita abadikan.
Menulis itu persisi kayak memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu.
Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah saya tulis.

CERPENTING #1
BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT

Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.

“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.

“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.

Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”

“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.

“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”

Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”

“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”

Coba dibaca dulu ya cerpenting di atas ya....
Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Lucu, kan?
Kalo mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya.  Maka jadilah konten menarik yang bisa kita posting di IG, Youtube dll. 😂

CERPENTING #2
PERCAKAPAN DI SEBUAH BAR

Saat itu saya sedang berada di sebuah kafe dan duduk di bar bersama Boni. Karena home band yang main gak bagus, akhirnya kami memutuskan untuk ngobrol aja ngediskusiin band-band yang kami suka.

“Eh, Bon. Lo tau Superman is dead?” tanya saya.

Di luar dugaan Boni menjawab,

“Hah? Innalillahiiii….Kapaaan????” tanya Boni.

Hahahahahahaha…tentu saja saya ngakak abis mendengar omongannya.

Silakan dibaca contoh cerpenting di atas
Coba perhatikan cerpenting di atas. Gampang banget kalo mau dijadikan konten video.
Luar biasa kan manfaat cerpenting?

Jadi mulai sekarang, setiap kalian tergugah emosinya, langsung dicatat.
Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’.
Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif, kan?
Kalo kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.



2. MEMANCING EMOSI
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide.
Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya."
Ada lagi yang kalimat yang mengatakan, "Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu."
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas.
Saking banyaknya sampe saya curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian?
PLAK! (Aduh nyamuk banyak banget nih). 😃
Karena sepanjang pengalaman menulis, saya juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide.
Dan setelah saya coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas.

Bunyinya begini:
"JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."
Persis sama kan formulasi kalimatnya?
Ajaib, ya?

Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide?
Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.'
Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!!
Perlu saya tekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING.
Persoalannya, cara mancingnya gimana? Okay saya kasih tau.
Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Buat kita-kita aja di group ini, nih. Hehehehe....😂😂😂
Caranya begini: Coba perhatikan sekeliling kalian.
Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera.
Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat.
Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Nah, metode menulis tanpa ide ini sudah saya praktekkin bersama partner saya Asep Herna. Dia seorang penulis juga
Saya menemukan metodenya dan Asep yang mempraktekkannya.
Suatu hari dia mencoba memperaktekkan metode ini.
Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu.
Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg.
Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya.
Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya.
Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya.
Benda-benda tersebut adalah :
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP

Setelah itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi.
Dan beginilah hasilnya :
"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong  yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Coba dibaca dulu ya. Dan perhatikan semua benda yang dipilihnya ditulis dalam kapital.
Teman-teman sekalian. Coba perhatikan baik-baik.
Asep mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan?
Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN.
Baru dari mata doang. Asep telah membuat sebuah tulisan yg bagus hanya dengan mengandalkan matanya.
Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi.
Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide.
Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik,  (pendengaran)
bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman)
rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, (pengecapan)
rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan)
Dan masih banyak lagi.
Apa yang dilakukan Asep Herna di atas tentunya dapat dilakukan oleh kita semua.
Meskipun belom punya ide. Nyalakanlah laptop kalian. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari kalian di atas tuts seakan-akan kalian sudah mendapat ide untuk ditulis.
Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang.
Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang.
Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik.
Silakan kalian memperaktekkan metode ini.  Kalo bisa semua mencoba ya?
Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktekin.
Setelah Asep mencoba ide tersebut, saya juga langsung ikut mempraktekannya
Masak yg bikin malah gak nyoba? Aneh banget dong...
Seperti Asep, saya memandang ke sekeliling saya.
Kemudian saya pilih 6 benda yang tertangkap pancaindera.
Kalo bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalo kurang takutnya kedikitan. Kalo lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan.
Dan benda-benda yang saya pilih adalah:
-          Sepatu tua
-          Kasur
-          Kulkas
-          Pintu
-          Handuk
-          Pancuran

Tanpa membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan sebagai berikut ini:
Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.

“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..

Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.

“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.

“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”

Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?

“I HATE YOU!!!!!!”””
           
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….

Jadi begitu cara memancing ide teman-teman.
Saya udah gak terhitung membawakan materi ini baik on air maupun off air.
Dan biasanya para peserta merasa metode ini sangat membantu ketika otak kita mandeg.
Coba kalian praktekin karena latihan menulis ini menyenangkan.
Buat yang ingin berlatih menulis, saya juga punya websitenya buat kalian memposting tulisan di sana.
Silakan register, jangan malu-malu. Web ini khusus saya buat untuk orang yang ingin berlatih menulis.
Kalo kalian posting tulisan sebanyak 30 kali, bandingkan tulisan kalian yang pertama dan yang terakhir. Pasti terlihat kemajuannya.
Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih.
Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini saya ciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan.
Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata. Situasinya fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece.
Okay teman-teman, seperti saya bilang di atas bahwa materi ini hanyalah bab bagian dari buku saya yang berjudul “ Menulis Tanpa Ide “


Tanya jawab materi:
1.       Apakah dalam penulisan karya ilmiah, kalimat harus dalam susunan lengkap (ada SPO)..? Terima kasih.
Dalam penulisan ilmiah memang diperlukan bahasa Indonesia yang baik dan benar      tetapi bahasa Indonesia sudah banyak berkembang. Ada banyak variasinya. Kita bisa memakai kalimat aktif, kalimat pasif. Kita bisa memakai simbol atau metafora. Tugas berat dalam penulisa ilmiah adalah bagaimana pembaca gak bosen. Dan variasi2 di ataslah caranya.

2.       Strategi apa yg harus disiapkan oleh penulis ?
Pilih dulu topik apa yang harus kita tulis. Saran saya pilih topik yang paling kita kuasai. Jangan sok pinter menuliskan fiksi ilmiah padahal kita kurang memahami masalahnya. Pembaca akan kecewa dan bisa jadi kita dibully habis2an..

3.       Apakah dalam penulisan cerpenting itu ada ketentuanya..?? Apakah harus sekian halaman agar bisa menjadi satu buku? Dan apakah 1 buku cerpenting itu hanya memuat cerita bahagia ,lucu, sedih saja atau blh bermacam-macam?
Kalau nulis gak usah pedulikan panjangnya berapa. Tulis dulu aja sampe selesai. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman. Itu gak masalah. Yang penting apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya.

4.       Apa saja bumbu agar tulisan kita menarik?
Banyak. Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain. Kita bisa memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Dan macam-macam lagi.

5.       Bagaimana mengubah hal remeh yg terjadi dlm kehidupan sehari-hari menjadi cerita yang menarik?
Kalo cerita remeh tersebut ternyata bisa bikin kita terharu, sedih atau ngakak, pas kita tuliskan pasti jadinya menarik. Karena cerita yang bagus adalah yg menggugah emosi. Jadi emosinya udah ada. Kita tinggal menuliskannya doang.

6.       Bagaimana sikap kita bila tulisan kita di cela pembaca...?
Menulis itu bukan untuk menyenangkan orang lain. Menulis itu adalah untuk menyenangkan diri sendiri. Kalo orang ternyata suka ya anggap aja itu bonus.

7.       Kalau di cerpen ada twist dan di stand up comedy ada roasting. Dicerpenting apakah sama ?
Itu cuma metode aja. Kalo ternyata kita menemukan twist yang bagus silakan dipake. Kalo kita merasa itu gak membuat tulisan kita jadi bagus ya lupakan. Dalam penulisan gak usah dipikirin rumus-rumus. Karena menulis itu masalah imajinasi. Dan imajinasi itu selalu ngacak tanpa ada rumusnya.

8.       Untuk mancing ide apa perlu pilih-pilih lokasi...??
Kalo mancing ikan, iya. Kalo mancing ide cukup dengan 2 metode yaitu 1. Memanfaatkan emosi. 2, Memancing dengan 6 benda.

9.       Bagaimana  cara menggugah emosi kalo suasana hati banyak tugas (apakah perlu menenangkan suasana hati dulu), memunculkan orang membaca sampai ketawa itu apa perlu bakat melawak? Jika punya bahasa datar saja apa bisa orag bikin ketawa?
Tulisan harus disesuaikan dengan karakter kita. Biasanya kita suka tergugah emosinya pada hal-hal seperti apa? Pokoknya kalo kita tergugah emosinya ya tuliskan! Soal jadinya lucu, sedih, ngeseli, menghibur, marah...biarkan aja jadinya seperti apa. Pokoknya emosinya terdapat di dalamnya.

10.   Untuk buku non fiksi, apakah menulis tanpa ide  ini bisa juga diterapkan secara maksimal...???
Bisa dong. Karena menulis tanpa ide itu kan fungsinya untuk memancing ide.

11.   Tema besar harus ada baik buku fiksi maupun non fiksi, karena tema merupakan gambaran isi buku. Lalu bagaimana kita merangkai antara ide yang satu dengan ide-ide berikutnya  agar benang merahnya  tercapai...??
Dalam menulis sebuah buku ada tema besar dengan konfliknya. Namun dalam setiap bab harus ada konflik turunan/konflik yang lebih kecil namun berintegrasi denga topik besarnya. Itu yang membuat buku kita bagus karena kaya dimensi.

12.   Saat menuliskan hal-hal yang tidak penting seketika itu atau nunggu pas ada buku catatan atau kita simpan voice di HP atau bagaimana?
Kalo saya, setiap dapet emotional moment selalu saya tulis di HP. Di aplikasi Notes Samsung. Nanti kalo udah di rumah saya pindahin ke laptop dan gabungkan dalam folder 'GUDANG IDE'. Semua saya kumpulin di sana.

13.   Apakah Kemauan lebih powerfull ketimbang ide...??
Pointnya bukan kedua-duanya. Point adalah bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai creative attitude. Bahwa setiap hal-hal kecil yg kita tangkap selalu membuat kita terpicu untuk menuliskannya.

14.   Apakah Menulis cerpenting itu tetap memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang ada atau bebas. Lalu cerita yang kita tulis apakah harus kejadian yang pernah kita alami atau boleh imajinasi kita...?
Dalam penulisan kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi. Yg lain ruang editing. Yg pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas2nya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai2 apapun. Setelah cerita selesai ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.

15.   Membuat CERPENTING itu tulisan yang kita buat akan pendek-pendek saja. Bagaimana kita bisa membuatnya menjadi buku?
Bisa kita buat menjadi kumpulan cerita pendek. Kumpulan cerita pendek banyak disukai belakkangan ini karena anak jaman now yang sering hang out di social media lebih terbiasa membaca cerita yang tidak terlalu panjang.

16.   Adakah rumus jitu untuk merangkai kata-kata kunci yg sudah kita tuliskan.
Saya bukan penganut rumus-rumus. Karena penulisan itu masalah iamjinasi. Dan imajinasi itu ngacak tanpa ada rumusnya.

17.   Saya sedang menulis kisah nyata, bolehkah disisipkan cerpenting dan memancing emosi...??
Boleh dong. Salah satu fungsi cerpenting memang untuk diselipkan di sudut-sudut buku kita. Itu adalah cara memaksa pembaca untuk membaca sampe habis. Karena cerpenting kan sangat menghibur. Seperti intermezo lah kira2

18.   Kalau kita mengambil ide dari benda disekitar kita seperti contoh tadi khan hanya untuk 1 paragraf saja. Lalu bagaimana kita menambah kalimatnya untuk bisa menjadi 1 atau 2 halaman...??
Coba baca contoh cerita saya yang ini : Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.

“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..

Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.

“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.

“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”

Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?

“I HATE YOU!!!!!!”””
           
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….
Kalo saya mau bisa saya bikin jadi novel yang seru. Saya bisa menulis setiap ada yang nginep dikosan saya selalu terbunuh. Polisi menuduh saya adalah pembunuhnya karena gak ada orang lain lagi selain saya. Di ending cerita, ternyata sepatu tua itulah yang membunuhnya. Sepatu tua itu rupanya sudah dimasukin roh jahat yg enatah dari mana datangnya....

19.   Boleh nanya ketika ngopi ada teman cerita lucu bolehkan kita tulis menjadi cerita tanpa ide tadi..??
Boleh banget. Cerita yang kita dapet di internet atau WA berantai, semua bisa kita masukin. Supaya gak melanggar copyright, sebutkan sumbernya. Kalo gak tau, bilang aja cerita ini saya peroeh di WAG, FB dll

20.   Bagaimana cara melatih diksi yg baik agar enak di baca dan mengembangkan sebuah ide / tanpa ide menjadi sebuah buku?
Melatih diksi itu masalah jam terbang. Harus latian pelan-pelan. Misalnya ada kalimat "Kau baluri lukaku dengan doa." Itu diksi yang keren, kan? Seharusnya kan membaluri luka dengan salep. Lalu didoakan supaya sembuh. Jadi kita bisa menggunakan kata yang tidak biasa dengan menggunakan kata kerja dari subyek yang berbeda,

Sekian dan terima kasih.
Jangan lupa pada masuk ke website thewriters.id ya buat sarana latihan kalian. Nanti saya respon di ruang komen.


Akhir dari pelajaran hari ini, semoga beremanfaat.



Senin, 06 April 2020

  1. SUKSES MENULIS BUKU
bersama Akbar Zainudin






Sekilas perkenalan dari beliau, beliau  mulai karir menulisnya sejak duduk  di bangku SMA di Gontor dan dilanjutkan pada saat beliau menjadi mahasiswa. Buku pertama beliau, Man Jadda Wajada ditulis tahun 2008, yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia. Hingga sekarang, sudah ada 13 buku yang beliau tulis dan hampir semuanya bertema motivasi.


Menurut pak Akbar, terdapat dua tipe naskah yaitu naskah fiksi (novel, cerpen, fabel, dan sebagainya) dan non fiksi (buku motivasi, buku pendidikan, sains, dan sebagainya). Perbedaan dari kedua tipe naskah ini terletak pada bagian-bagiannya yaitu :

Naskah Non Fiksi berisi:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.

Naskah fiksi berisi:

1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita
Meskipun berbeda, namun langkah dalam penyusunan kedua naskah ini tetaplah sama.

Selanjutnya beliau mulai memaparkan mengenai langkah-langkah mudah menulis sebuah naskah buku. Langkah  tersebut haruslah mengikuti prinsip  T O J T R P.

Langkah pertama adalah T
Yaitu menentukan TEMA tulisan. 
Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema untuk sebuah buku, cukup satu saja. Hal ini berkaitan dengan branding, branding kita sebagai penulis  harus jelas. Misalnya kalau kita ingin dilihat sebagai  ahli pendidikan, maka menulislah dengan tema pendidikan, ataupun dapat tema yang lain seperti romantisme, motivasi cara belajar, dan sebagainya. Tetapi apabila terpaksa harus lebih dari 1 tema, penulis boleh menggunakan 2-3 tema tetapi tema tersebut harus tetap berkaitan dengan yang lain. Dalam pemilihan tema, kita dapat memilih tema yang sekarang sedang hangat dibicarakan (untuk season tertentu) ataupun tema yang abadi. Contoh dari tema season tertentu, Misalnya kalau akan dilaksanakan Pemilu, maka buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Sedangkan buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya, tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.

Langkah kedua adalah O
Membuat OUTLINE atau DAFTAR ISI. Outline ini berguna agar tulisan kita terarah, kita dapat membuat jadwal dan target, menghindari "ngeblank" pada saat menulis dan agar bukunya dapat segera terselesaikan. Karena jika tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai.

Langkah ketiga adalah J
Buatlah jadwal penulisan. Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita. Misalnya kita akan membuat 30 judul tulisan, maka kita harus membuat target jadwal untuk  sebuah tulisan kapan harus selesai dan kita wajib menepati target tersebut.

Langkah keempat adalah T
Tuliskan. Ketika kita sudah memiliki outline dan jadwal, berikutnya adalah membuat tulisan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan hanya terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna karena itu akan menghambat pergerakan kita untuk melanjutkan ke tulisan berikutnya.

Langkah kelima adalah R,  
REVISI. Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai.  Revisi yang dilakukan meliputi data dan informasi yang kurang, tata bahasa, gaya tulisan yang harus sama dari awal hingga akhir serta judul-judul artikel yang harus dibuat menarik.

Langkah keenam adalah Penerbitan.
Mengirimkan draft tulisan ke penerbit. Hal yang paling utama menjadi pertimbangan penerbit adalah apakah buku kita yang akan diterbitkan laku atau tidak. Hal ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita, siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Ini terkait kelebihan buku kita dibandingkan dengan buku sejenis. Yang terakhir bagaimana sumbangsih penulis untuk membantu pemasaran buku yang akan diterbitkan. Selanjutnya beliau menuturkan bahwa naskah yang akan dikirim ke penerbit, haruslah naskah yang sudah jadi, bisa dalam bentuk hard copy ataupun soft copy tergantung keinginan dari penerbit tersebut. Jumlah halaman naskah biasanya minimal 100 halaman, rata-rata sekitar 200-300 halaman. Setelahnya penulis tinggal menunggu kabar baik dari penerbit . Jika buku kita layak untuk diterbitkan, biasanya penulis akan mendapatkan uang royalti sebesar 10% dari buku yang terjual.

Sebagai tambahan nya, beliau mengungkapkan jika judul buku juga sangat berpengaruh agar calon pembaca tertarik dengan buku kita. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat judul buku menjadi menarik.

1. Provokatif.
Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif.

Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian"

2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.

3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata sebagai Judul utama, selebihnya digunakan sebagai sub judul.
Misalnya : MAN JADDA WAJADA : The Art of Excellent Life


Beberapa langkah diatas dapat terwujud jika dalam diri kita sudah ada kemantapan hati untuk mulai ingin menulis. Dan selalu ingat untuk disiplin diri mengikuti jadwal yang dibuat. Hilangkan rasa malas dalam diri karena itu adalah penghambat utama dalam berkarya. selamat menulis.

KUNCI UTAMA SUKSES JADI PENULIS ADALAH FOKUS DAN FOKUS DAN TETAP FOKUS.



Ponorogo, 2020
Gusmar
Tetap Belajar

07 April 2020. PELATIHAN MENULIS ONLINE Belajar menulis gelombang 8 dengan bimbingan Omjay MENULIS TANPA IDE Narasumber...